Game Bukan Sekadar Level, Ada Juga Perihal Nilai
13 jam lalu
Tahukah kamu? Di balik Tekken hingga Minecraft, tersimpan pesan politik, ideologi, dan nilai kemanusiaan yang sering terlewat.
***
Video game bukan sekadar hiburan atau sarana bersosialisasi. Banyak game juga menyimpan pesan politik, ideologi, dan isu sosial melalui cerita, karakter, dan mekanik. Melalui elemen-elemen tersebut, pemain belajar nilai seperti tanggung jawab, empati, keadilan, dan perjuangan melawan keserakahan.
Namun, apakah pesan-pesan itu sejalan dengan nilai budaya Indonesia? Dan apakah game-game tersebut layak dimainkan? Yuk, kita eksplorasi lebih dalam!
Tekken (1994–2024): Politik Kekuasaan dan Ideologi Kekuatan
Konflik keluarga Mishima dalam Tekken bukan sekadar pertarungan fisik, tapi juga simbol politik kekuasaan dan perebutan dominasi. Game ini menggambarkan bagaimana ambisi dan dendam bisa menghancurkan generasi.
Secara ideologis, Tekken menyoroti bahaya “power without morality”, kekuatan tanpa nilai kemanusiaan.
Dari sisi movement, kisah antar generasi mengajak pemain memahami siklus kekerasan yang bisa diputus hanya dengan empati dan pengampunan.
Sebagai isu sosial, Tekken mencerminkan realita perebutan kekuasaan di dunia nyata yang sering mengorbankan hubungan keluarga dan nilai kemanusiaan.
Final Fantasy VII (1997–2020): Ekologi, Kapitalisme, dan Kemanusiaan
Game ini menjadi contoh klasik politik korporasi, yaitu perusahaan Shinra mengeksploitasi energi planet demi keuntungan ekonomi. Ini adalah kritik terhadap sistem kapitalis yang merusak lingkungan.
Secara ideologi, Final Fantasy VII menonjolkan keberanian melawan penindasan dan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan alam.
Sebagai bentuk movement, kisah kelompok Avalanche memperlihatkan gerakan masyarakat kecil melawan kekuasaan besar demi keadilan lingkungan.
Dari sisi isu sosial, game ini mengajarkan empati, keberanian, dan tanggung jawab terhadap bumi, pesan yang sangat relevan bagi generasi modern.
Silent Hill 2 (2001): Politik Rasa Bersalah dan Ideologi Introspeksi
Silent Hill 2 menampilkan politik psikologis, bagaimana trauma dan rasa bersalah menguasai individu, seperti kekuasaan menguasai masyarakat.
Dari sisi ideologi, game ini menolak kekerasan eksternal dan justru menyoroti introspeksi serta pengampunan diri.
Sebagai movement, game ini mendorong kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan keberanian menghadapi masa lalu.
Dan secara isu sosial, Silent Hill 2 menggambarkan sisi manusia yang rapuh, relevan dengan meningkatnya isu depresi dan kesehatan mental di dunia nyata.
The Sims (2000–Sekarang): Politik Kehidupan dan Ideologi Keseimbangan
The Sims secara tidak langsung memotret politik sosial dalam kehidupan sehari-hari, karier, status ekonomi, dan relasi personal.
Ideologi yang diusungnya adalah individualisme yang bertanggung jawab, di mana kebebasan diimbangi dengan konsekuensi setiap keputusan.
Sebagai bentuk movement, The Sims mengajak pemain membangun kehidupan seimbang, memperjuangkan kesetaraan, dan menghargai peran keluarga.
Secara isu sosial, game ini menyoroti tekanan hidup modern, pencarian makna kebahagiaan, dan tantangan menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi.
Minecraft (2011–Sekarang): Politik Kolaborasi dan Ideologi Kreativitas
Dalam Minecraft, kekuasaan tidak berbentuk negara atau korporasi, melainkan politik komunitas, di mana kerja sama dan sumber daya dibagi berdasarkan kepercayaan.
Ideologinya adalah kemandirian dan kreativitas, menolak struktur hierarki yang kaku.
Sebagai movement, Minecraft merepresentasikan gerakan global akan kolaborasi, kebebasan berekspresi, dan pendidikan kreatif.
Isu sosialnya berfokus pada kerja sama lintas budaya dan pembangunan berkelanjutan, nilai yang juga tercermin dalam semangat gotong royong masyarakat Indonesia.
DreadOut (2014): Politik Budaya dan Ideologi Spiritualitas Lokal
Game lokal ini menyoroti politik identitas budaya Indonesia, di mana mitos dan kepercayaan lokal dijadikan kekuatan utama, bukan sekadar hiasan.
Ideologi yang diangkat adalah spiritualitas dan keberanian menghadapi ketakutan, bahwa kekuatan sejati lahir dari keyakinan dan kebijaksanaan tradisional.
Sebagai movement, DreadOut menjadi bentuk kebanggaan terhadap budaya Indonesia sekaligus gerakan untuk melestarikan folklore dan nilai-nilai lokal.
Isu sosialnya menekankan pentingnya menghormati leluhur, mengenali diri, dan tidak melupakan akar budaya di tengah modernisasi.
Refleksi terhadap Nilai Indonesia
Dari semua contoh tersebut, terlihat bahwa banyak pesan politik, ideologi, gerakan, dan isu sosial dalam video game sejalan dengan nilai-nilai bangsa Indonesia seperti gotong royong, empati, tanggung jawab, dan keseimbangan hidup.
Game seperti Minecraft bahkan menonjolkan kerja sama dan kolaborasi, mencerminkan nilai kekeluargaan, gotong royong, dan kebersamaan khas Indonesia.
Namun, ada pula game seperti Tekken dan Silent Hill 2 yang perlu dimainkan dengan kesadaran, karena mengandung kekerasan dan tema psikologis yang berat.
Kesimpulan
Meski berbeda genre, setiap game menyampaikan pesan politik, ideologi, gerakan sosial, dan isu kemanusiaan, mengajak pemain berpikir dan merasakan. Sebagai gamer Indonesia, penting bermain dengan kesadaran dan mengambil nilai positifnya sebagai sarana refleksi, bukan sekadar hiburan.

Penulis Indonesiana
4 Pengikut

Game Bukan Sekadar Level, Ada Juga Perihal Nilai
13 jam lalu
Dinkum: Petualangan Seru Menikmati Kehidupan ala Australia
Kamis, 11 September 2025 14:02 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler